Dalam banyak cerita, hari terakhir sering kali dikaitkan dengan berakhirnya sebuah perjalanan. Sebuah waktu yang membawa pada perpisahan, bahkan kerap dimaknai sebagai kiamat kecil: akhir dari segala hal yang pernah berjalan. Namun, bagi para peserta Klub Bahasa SDIT Insantama Bogor, hari terakhir bukanlah akhir segalanya, melainkan titik hening yang memanggil untuk merenung dan menata langkah baru.
Pertemuan terakhir Klub Bahasa yang berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025 bertempat di Aula Naufal Syauqi, menjadi momen yang penuh makna bagi para siswa kelas 4 dan 5. Mereka bukan hanya menutup satu semester kegiatan ekspresi pilihan, tetapi juga menandai satu fase dalam petualangan mereka mengeja kata, merangkai kalimat, dan menumbuhkan keberanian untuk bercerita.
Dalam suasana hangat dan penuh semangat, kegiatan dimulai dengan sesi Refleksi Bahasa. Dalam sesi ini, siswa berbagi cerita, harapan, dan perubahan diri yang mereka rasakan. Ada yang dulunya malu untuk berbicara di depan umum, kini mampu membacakan puisi dengan lantang. Ada pula yang awalnya kesulitan menulis, kini justru menciptakan cerpen dan menjadi inspirasi bagi teman-temannya.
Ayasha, anggota Klub Bahasa, mengungkapkan kesannya selama mengikuti Klub Bahasa. Ananda yang saat ini duduk di kelas 5 mengungkapkan penyesalannya kenapa tidak dari kelas 4 ia memilih ekspresi klub bahasa yang menurutnya selain menambah wawasan tentang menulis, bercerita, fotografi dan lain-lain juga kegiatannya sangat seru dan fun (menyenangkan).
“Setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Klub ini boleh selesai untuk tahun ini, tapi semangat kalian untuk berkarya tidak boleh padam,” ujar Pembina Klub Bahasa Siti Nurhasna Fuiziyah dalam sambutannya yang menguatkan hati para siswa.
Senada dengan Bu Hasna, Guru Pendamping Klub Bahasa Nono Hartono menyampaikan pesan kepada anggota klub. “Proses tidak akan mengkhianati hasil maka teruslah belajar, berusaha, dan berproses dengan baik untuk menggapai mimpi,” Pak Nono, biasa ia disapa.
Kegiatan ini pun ditutup dengan kejutan dari para guru pendamping Klub Bahasa berupa pemberian souvenir tumbler sehingga menambah kebahagiaan anggota Klub Bahasa di tengah-tengah rasa haru di hari terakhir pertemuan Klub Bahasa.
Hari terakhir Klub Bahasa memang telah tiba. Tapi seperti matahari yang terbenam untuk kembali terbit, semangat menulis, membaca, dan berbicara akan terus hidup. Bersinar dari lisan dan pena para penjelajah kata kecil ini.[] Widodo