Parentama, Sinergikan Sekolah dan Orang Tua

Sebuah backdrop (spanduk latar) dengan tulisan Menyiapkan Generasi Para Juara, Sinergi Sekolah dan Orang Tua, terpampang besar dalam kegiatan Parenting Insantama (Parentama) menyiratkan tekad para orang tua sebagai pengemban amanah dari Allah untuk membentuk ananda menjadi generasi ansharullah.

SDIT Insantama sebagai partner orang tua tentulah harus mempunyai frekuensi yang sama sehingga mendorong tercapainya tujuan tersebut bukan saling melemahkan. Ketua Yayasan Insantama Cendekia (YIC) Ustadz Muhammad Ismail Yusanto menekankan itu dalam pembukaannya, “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyukseskan visi-misi penciptaan hidup manusia. Karena kita diciptakan bukan tanpa maksud, bukan tanpa misi.”

Semua itu dikemas dalam kegiatan Parentama yang merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekolah Islam Terpadu Insatama yang bertujuan untuk menjalin sinergi antara sekolah dan orang tua. Menyelaraskan visi dan misi pendidikan serta pola pembelajaran agar sekolah dan orang tua dapat memaksimalkan dukungan dan perannya masing-masing untuk mencapai tujuan pendidikan selama di Insantama.

Selama dua hari dari tanggal 24 sampai dengan 25 Mei 2025 di Auditorium Insantama, YIC dan orang tua siswa baru menyamakan persepsi sebagai pendidik yang menyiapkan generasi juara penolong agama Allah.

Ustadz Ismail dengan materi tentang keinsantamaan menyampaikan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyukseskan visi dan misi terciptanya kehidupan manusia yaitu sebagai abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah (pemimpin).

Menurutunya, seorang hamba Allah harus memiliki keimanan dan ketaatan kepada syariat-Nya sebagai pembentuk kepribadian Islam. Dan tugas khalifatullah adalah menguasai bumi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tsaqafah Islam sangat dibutuhkan sebagai penjaga kepribadian dan ilmu pengetahuan.

Semua itu, jelas Ustadz Ismail, tidak boleh melupakan interaksi dengan kalam-Nya. Apa saja yang bersentuhan dengan Al-Qur’an menjadi mulia. “Jika kita ingin mempunyai keluarga yang mulia maka harus dekat dan merapat dengan Al-Qur’an,” terangnya.

Ustadz Ismail menyitir hadist riwayat Muslim, yang artinya, “Sesungguhnya Allah mengangkat (meninggikan) dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan kaum yang lain dengannya juga.” Hal inilah yang mendorong Insantama untuk terus membumikan Al-Qur’an dengan metode Qiroati dan Teknik Evaluasi Sederhana (TES).

Kesadaran orang tua sebagai pemegang amanah pendidikan dari Allah dikuatkan di sesi kedua oleh Direktur Pendidikan YIC Dr. Muhammad Rahmat Kurnia. Ia menyajikan materi tentang sinergi keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.

Diawali dengan bertanya kepada seluruh peserta Parentama terkait hal yang dapat dibanggakan di hadapan Allah.

“Kita ini hanyalah hamba Allah yang yang tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa. Maka misi kita di dunia ini adalah mentaati perintah-Nya agar dianggap sebagai kekasih-Nya,” ujarnya.

Saat Allah memerintahkan manusia untuk menikah sebagai pelaksanaan sunah-Nya, maka hal itu kita jadikan ibadah sepanjang hayat. Tidak boleh takut miskin karena sesuai janji-Nya yang akan memberikan kekayaan pada makhluk-Nya. Sehingga keluarga yang dihasilkan dari ketundukan ini adalah keluarga yang berkah, penuh dengan ketentraman atas dasar iman dan cinta kasih.

Sesuai tujuan berkeluarga untuk menggapai ridha Allah dan masuk syurga dengan penekanan kepada keluarga terlebih dahulu sebelum ke orang lain maka sangat penting mendidik anak-anak dalam pendidikan Islam.

Goal setting dalam mendidik adalah menjadikan anak-anak shalih shalihah dan lil muttaqina imama (penghulu orang-orang bertakwa),” terangnya.

Menurutnya, bekal yang harus diberikan adalah syakhshiyyah islamiyyah (kepribadian Islam), tsaqafah Islam, dan ilmu kehidupan dengan iman/tauhid sebagai landasannya.

Dengan semua itu maka tidak mustahil akan terbentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah dengan Al-Qur’an sebagai sahabat dan pedomannya.[] Tresna Sari