Udara pagi dengan suhu kisaran 15 derajat Celsius yang menyelimuti area Kampung Batik Agrowisata Gunung Mas, tidak menyurutkan para peserta Leadership for Champions (LC) #1 bersegera menyingkirkan rasa kantuk mereka untuk mengambil air wudhu dan bergegas shalat Tahajud dan shalat Shubuh berjamaah di masjid.
Begitulah rutinitas kegiatan di pagi hari dalam mengawali rangkaian kegiatan di LC #1. Kuliah tujuh menit (kultum) pun mengalir sesuai petugas yang sudah terjadwalkan. Tidak ada yang bermalas-malasan. Semua ini sebagai upaya membentuk sikap kepemimpinan yang tangguh dan disiplin di mana pun mereka berada.
Untuk menunjang dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, para peserta LC #1 mengikuti olahraga pagi. Melemaskan otot dan menyegarkan pikiran, bekal untuk mengikuti kegiatan hari kedua, pada Selasa 29 April 2025, yang lumayan padat dan memerlukan fisik yang kuat.
Arena permainan Rainbow Slide yang berada di area kebun teh menjadi target kegiatan berikutnya. Rainbow Slide menjadi salah satu kegiatan yang paling dinantikan oleh peserta. Dengan seluncuran ban besar yang nyaman dan aman, meluncur di tengah kebun teh yang luas.
“Permainan seluncuran ini mempunyai kemiringan sekitar 60 derajat, panjang lintasan 120 meter, dengan waktu tempuh kurang lebih 8 detik,” ungkap Aris, pegawai Agrowisata Gunung Mas yang bertanggung jawab di permainan Rainbow Slide ini.
Secara bergantian, peserta LC #1 menaiki ban yang dirangkai berduaan, meluncur ke bawah, dengan teriakan keras mereka yang menantang adrenalin.
“Serem, karena ternyata jalannya kenceng banget. Serunya untuk uji nyali. Sampai di bawah masih terasa deg-degan tapi alhamdulillah aman,” ujar Muhammad Farhan, siswa kelas IV E, mengungkapkan pengalaman pertamanya maluncur di Rainbow Slide.
Ketua Panitia LC #1 Marsambas menyatakan permainan ini dipili dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian, menyingkirkan rasa takut, serta untuk melepaskan kepenatan yang para peserta LC #1 rasakan, sekaligus juga sebagai sarana hiburan bagi mereka.
“Agar menjadi pengalaman tak terlupakan yang akan terbawa terus hingga nanti,” tambah Pak Sambas, sapaan akrabnya.
Perkebunan Teh
Hamparan teh di perkebunan yang berada di samping arena Rainbow Slide menjadi target tempat kegiatan berikutnya. Sudah menunggu beberapa petugas yang menjadi pemandu bagi para peserta, menjelaskan berbagai hal seluk beluk tentang tanaman teh.
“Ada beberapa jenis panen daun teh. Secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu peko bila ada tunas kuncupnya dan jenis burung bila tidak ada tunas kuncupnya. Yang paling bagus adalah jenis daun teh yang masih ada tunas kuncupnya. Ada juga beberapa jenis produk teh, seperti teh hitam, teh hijau, dan teh putih,” jelas Cecep Supriyadi, pemandu, memberikan penjelasan pada siswa.
Dengan nama latinnya Camellia sinensis, teh ini memang menjadi andalan bagi PTPN Gunung Mas, di samping agrowisatanya yang juga banyak dikunjungi orang untuk hiburan.
Tak puas dengan mendapatkan ilmu tentang teh, sungai yang ada di pinggiran Kampung Batik sudah menanti kehadiran peserta LC #1. Mereka diberi tantangan untuk menangkap ikan dengan tangan terbuka. Dengan bergiliran per dua kelompok, mereka diberi kesempatan menangkap ikan sebanyak-banyaknya.
“Kegiatan menangkap ikan di sungai ini diharapkan agar para siswa tidak takut terjun ke air dan menangkap ikan. Ini untuk melatih keberanian dan keterampilan peserta. Hasil tangkapan ikan nantinya dibakar dan dinikmati oleh peserta,” ungkap Ayung Sunandar, penanggung jawab acara, memberikan alasan mengapa harus ada kegiatan menangkap ikan.
Di hari ketiga LC #1, Rabu, 30 April 2025, selepas shalat Shubuh berjamaah, peserta diharuskan melakukan presentasi per kelompok dengan tema potensi ekonomi di Kampung Batik Agrowisata Gunung Mas. Kegiatan ini dinilai oleh panitia dan merupakan bagian dari kegiatan LC #1 yang menuntut peserta untuk bisa menganalisis kondisi lingkungan tempat mereka menginap.
Banyak kenangan yang dirasakan peserta LC #1 ini. Salah satunya adalah perasaan yang disampaikan Muhammad Fathan Kamil, siswa kelas IV B saat ditanyakan apa kesannya selama mengikuti LC #1.
“Ana senang bisa ikut LC #1 karena bisa tangkap ikan dan bermain di Rainbow Slide. Pelajaran yang bisa ana ambil bisa merasakan jadi warga di sana. Ana juga senang belajar mengenal teh. Walau kadang ana kangen sama orang tua,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Nuha Savanna Asmarandana, siswa kelas IV E. “Ana merasa senang karena orang-orangnya baik-baik, tempatnya indah, dan makanan yang disiapkan (oleh tuan rumah) juga enak-enak,” tuturnya.
Apa yang sudah para siswa dapatkan, sesuai dengan tujuan kegiatan LC #1.
“Memang di LC #1 ini, peserta banyak belajar dari masyarakat. Tidak sekadar adab atau etika saat bertemu dengan mereka, tapi mereka juga belajar budaya dan kebiasaan masyarakat Kampung Batik ini dengan cara menyatu dengan kehidupan mereka. Anak-anak juga dituntut untuk bisa mengamati dan menganalisis potensi-potensi yang ada di kampung ini,” komentar Pak Sambas.[] Nono Hartono