Journalist Camp, Pengukuhan Jurnalis Muda

Journalist Camp merupakan acara yang ditunggu-tunggu siswa kelas 4 dan 5 SDIT Insantama yang mengikuti ekspresi Klub Bahasa, pasalnya kegiatan tersebut merupakan ajang pengukuhan mereka sebagai jurnalis muda tidak terkecuali Syabila, siswa kelas 4.

“Bu, kapan kita Journalist Camp?” ujar Syabila, pada suatu hari di bulan April 2025.

“Insyaallah bulan Mei, Nak,” ucap Pembina Klub Bahasa, Siti Nurhasna Fauziah.

“Alhamdulillah itu yang paling aku tunggu-tunggu di Klub Bahasa, Journalist Camp…” ujar Syabila.

Akhirnya waktu yang dinantikan mereka tiba. Pada Jumat-Sabtu, tanggal 9-10 Mei 2025, mereka mengikuti Journalist Camp. Di hari pertama mereka disuguhkan dengan challenge (tantangan) membuat mading tetapi hanya diberikan waktu 1 jam.

“Anak-anak challenge yang pertama, antum semua silahkan duduk perkelompok. Challenge antum adalah membuat mading tetapi dengan tema yang sudah ditentukan di dalam amplop ini,” ujar PAK Ekspresi Klub Bahasa, Sri Mellia Marinda.

Raut wajah mereka penuh antusias dan rasa takut, karena takut tidak selesai pada waktunya. Namun kejutan dari mereka, ada tiga kelompok yang sudah selesai bahkan kurang dari satu jam. “Bu, kita sudah selesai,” ujar salah satu kelompok.

“Wah, masyaallah, seorang jurnalis itu harus siap kapan pun dan di mana pun dengan apa pun itu challenge-nya,” ujar Bu Srimel, sapaan akrabnya.

Kelompok yang lain pun terpacu dan tidak mau kalah. Mereka terus melanjutkan membuat mading dan menghiasnya. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka mampu dan bisa. Waktu terus berjalan dan tidak terasa waktu maghrib sebentar lagi, mereka bebersih diri dan bersiap melakukan shalat Maghrib berjamaah.

Usai shalat, setiap siswa menunjukkan bakat keterampilan dalam bahasa secara individu. Mereka tampil satu per satu. Bahkan ada yang sampai merasa mules. “Bu, ana kok tiba-tiba mules ya?” ujar Saniya.

“Itu antum nervous (cemas), insyaallah lancar,” ujar Bu Hasna, panggilan akrab Pembina Klub Bahasa.

Hanya di Journalist Camp, mereka tampil dilihat dan dinilai oleh alumni. Akhir tampilan mereka disuguhkan dengan makanan ringan.

Pukul 02.00 malam semua siswa dibangunkan. “Bu, kenapa ini gelap?” ujar salah satu siswa.

“Tidak apa-apa, Nak. Waktunya antum bangun, shalat Tahajud dan kita berkumpul,” ujar PAK Ekspresi Klub Bahasa, Achmad Ibnou Sena.

Setelah shalat Tahajud, mereka dikumpulkan di lapangan tengah. “Sekarang waktunya adalah bravery challenge (tantangan yang menuntut keberanian), antum akan menjawab soal yang ada di amplop ini, teknisnya antum silahkan berjalan ke atas lantai 2. Ada kelas yang sudah dibuka, antum masuk dan membuka amplop di sana,” ucap Guru Pendamping Klub Bahasa Nono Hartono.

“Seriusan, Pak? Kita sendiri-sendiri? Berdua atuh, Pak?” ucap salah seorang anak. Raut wajah mereka ketakutan, karena semua ruangan dimatikan lampunya, dan mereka harus menyelesaikan challenge tersebut.